”Semakin besar jumlah penonton yang menyaksikan keadaan darurat, semakin kecil kemungkinan salah satu dari mereka untuk membantu”
Aronson, Wilson, dan Akert
Beberapa
waktu lalu saya tertarik dengan konten Nessy Judge (Youtuber) mengenai beberapa
kasus pembunuhan yang memang rumit. Beberapa kasus diantaranya adalaah Kopi
Sianida yang sebenarnya masih banyak fakta yang belum terkuak.
Masih
tentang pembunuhan, pagi tadi saya menemukan artikel dengan topik yang sama
tapi menurut saya sangat memilukan. Kasus ini dikenal dengan Kisah
Pembunuhan Kitty Genovese.
Tepatnya
pada tahun 1964, Kitty Genovese pulang dari bar tempat kerjanya sebagai manager
pada pukul 3 pagi. Saat itu, Kitty tengah memarkir mobil kemudian berjalan
menuju apartemennya di Queens, New York. Dalam waktu yang bersamaan pula,
Moseley sedang mengincar seseorang dan Kitty-lah yang menjadi sasarannya.
Moseley kemudian mengikuti Kitty. Merasa ada yang mengikutinya, Kitty pun
berlari menuju apartemennya namun naas Moseley telah menikam Kitty.
Kitty
pun menjerit dan berteriak meminta pertolongan dan saat itu pula beberapa lampu
sekitar apartemen sudah menyala. Beberapa tetangganya memang mendengar jeritan
dan teriakan Kitty namun tidak tahu jika teriakan itu meminta pertolongan. So,
tidak ada satu pun tetangga yang membantu Kitty. Moseley pun kembali menikam
Kitty, merampok dan memperkosanya. Tercatat sebanyak 38 orang yang kemungkinan
menyaksikan pembunuhan Kitty akan tetapi tidak ada yang keluar membantu,
menolong atau menelfon polisi.
Duhh,
pilu sekali. Kasus ini membuat para pakar Psikologi Sosial mencetuskan teori
baru dengan nama Bystander Effect atau Sydrom
Genovese. Bystander Effect adalah situasi dimana orang
hanya memilih untuk menjadi pengamat, menyaksikan bahaya terjadi namun tidak
melakukan apapun untuk membantu atau menghentikan kejadian tersebut. Bystander
Effect ini dikaitkan pula dengan efek pengamat dan difusi
tanggungjawab.
Efek
pengamat, efek ini terjadi ketika seseorang tidak mau membantu dalam keadaan
darurat jika ada saksi yang hadir sehingga percaya bahwa orang lain akan
membantu. Sedangkan difusi tanggungjawab adalah semakin banyak orang dalam
suatu kejadian maka semakin sedikit orang yang bertindak (membantu). Pada
umumnya, kecenderungan untuk menolong akibat beberapa sebab seperti memang
kenal dengan korban, memiliki keahlian medis dan ada pula yang menganggap layak
di tolong.
Well, Bystander
Effect ini ternyata memang nyata dan seringkali saya temui. Jika dalam
kehidupan sehari-hari masih banyak orang yang menunggu orang lain
ketika melakukan sesuatu. So, dari kasus ini saya belajar bahwa untuk
membantu orang lain ya bantu saja. Menumbuhkan rasa inisiatif inilah yang
menjadi poin utama. Memang tidak mudah dan perlu proses.
Sumber:
pijarpsikologi
True
ReplyDelete