Archive for June 2020

Home Archive for June 2020

Sebelumnya saya tahu intipkuliah ini dari instagram (@intipkuliah) kemudian saya searching di google ternyata banyak banget mahasiswa yang menulis di platform ini. So, saya pun juga ikut tertarik karena di jurusan saya pun belum ada yang menulis dan mungkin saya bisa menjadi salah satu orang yang menjadi kontributornya.

Fyi, intipkuliah adalah sosial media khusus mahasiswa dan alumni agar bisa saling terhubung satu sama lain. Intipkuliah juga bisa menjadi referensi bagi siswa SMA untuk mendapatkan informasi kuliah.

Untuk pengalaman saya menulis di platform tersebut yang pertama adalah mengakses website intipkuliah.com. Kemudian membuat akun dengan registrasi dan melengkapi profil. Setelah itu membuat artikel review jurusan sesuai dengan ketentuan.

Waktu itu saya membuat artikelnya ngebut tidak saya diamkan dulu, wkwk. Biasanya saya diamkan satu hari besoknya tak lihat jika ada yang perlu saya edit tapi artikel untuk intipkuliah ini kok malah nggak. Saya begitu antusias sampai-sampai langsung saya upload dan menunggu pihak intipkuliah mempublikasikannya.

Saya masih ingat waktu itu hari terakhir UAS (Astronomi btw), UASnya kan sore la saya buat artikelnya pagi. Gak sabaran banget pengen artikelnya di posting, ahaha. Lah ternyata koj masih melewati sekian banyak proses XD. Alah, tapi its okay.

Setelah artikel selesai saya buat kemudian saya upload di website intipkuliah.com. Selanjutnya, saya DM admin @intipkuliah untuk konfirmasi bahwa saya sudah mengupload artikel review jurusan.

Sekitar dua minggu kemudian saya dihubungi admin ternyata admin memberikan saya e-sertifikat sekaligus pemberitahuan bahwa artikel saya sudah di posting. Sayangnya saat itu artikel saya tidak melampirkan gambar sehingga gambarnya menyusul karena di upload oleh admin. Ini belum selesai XD

Setelah itu saya mesti nunggu lagi karena informasi kontributor belum di upload di instagram. Ternyata cukup lama. Seminggu sebelum lebaran saya upload artikel di website dan 2 minggu kemudian artikel di posting. Sekitar 1 bulanan eh informasi kontributor baru di upload di instagram karena memang kontributornya banyak, hehe.

Alhandulillah sekarang semua sudah di posting. Eh, tinggal pengenalan jurusan saja XD.

So, ada yang tertarik gak nih buat publikasiin jurusan kamu di intipkuliah.com?

Panduannya bisa dilihat disini

Fyi, benefit jika kita menjadi kontributor juga lumayan

Sertifikat apresiasi
Memperbanyak koneksi camaba baik dari universitas kita atau universitas lain
Artikel dipublikasikan di website intipkuliah.com
Berkesempatan menjadi narasumber di Youtube Intipkuliah

Tuh kan banyak, tunggu apalagi ? Yuk tuliskan review jurusan kamu di intipkuliah.com.

Tulisan saya yang diupload di intipkuliah.com bisa kamu lihat disini

Akhirnya kemarin ke Ponorogo lagi dan sempet ngobrol juga sama temen-temen. Boleh sebut nama ga sih?

Oke, sebut aja ya, hehe. Namanya Silvi, Nisa, Sofia, Aulia dan Ulvi. Mereka adalah teman-teman saya satu angkatan dan alhamdulillah kemarin bisa meetup setelah tiga bulan lamanya nggak ketemu. Uwuu, kangen ya XD. Waktu ngobrol banyak banget yang kita bahas mulai A sampai Z dan salah satu topiknya adalah “Setelah kuliah mau kemana”.

Jujur, saya sendiri masih bingung dengan planing saya. Sementara sebelum pandemi ini begitu gencarnya buat action my big plan tapi kok jadi mikir-mikir lagi. Kita juga nggak tahu kedepannya seperti apa.

Selain keresahan setelah kuliah mau kemana sebenarnya saya punya keresahan tersendiri yakni mengenai adanya Disruptive Innovation.

Disruptive Innovation adalah inovasi yang menciptakan pasar baru dan menggantikan teknologi sebelumnya. Mungkin kamu pernah denger mengenai beberapa tahun kedepannya akan ada banyak profesi yang digantikan teknologi. Profesi ini seperti kasir, teller dan sekarang pun sudah banyak negara yang mencoba hal itu.

Dunia akan terus berubah dan kita cuman punya dua pilihan. Ikut atau tertinggal. Yah, dua itu. Tapi melihat hal ini pun ternyata masih banyak orang yang memang belum memahami teknologi.

Nggak usah jauh-jauh, di sekeliling kita seperti mahasiswa pun kadang ada yang masih belum tahu mengenai google drive, podcast atau zotero.

Belum lama kemarin juga ada tanya ke saya mengenai cara cek plagiasi meskipun sebenarnya tutorial semacam ini sudah banyak di google atau youtube tapi saya tidak akan ngejudge, hehe. Banyak hal yang melatarbelakanginya, bisa saja dia kesulitan sinyal atau ada kendala lain.

Untuk orang-orang yang memiliki kesempatan lebih dalam mengakses informasi bagi saya bisa diartikan sebagai keuntungan. Karena apa? Karena di internet itu semuanya ada. Mau kerja, mau belajar, mau kuliah, mau belanja, mau apa aja ada. Tinggal kita pilih mana. Nggak semua orang punya kesempatan ini.

Menyikapi adanya Disruptive Innovation ini juga nggak gampang. Apalagi seperti saya yang masih kuliah. Lawong yang sudah kerja saja juga bingung dalam artian apakah kelak profesinya bakal tetep ada? Apakah kita mampu bertahan dan bagaimana caranya untuk bertahan?

Analoginya gini, mungkin kamu juga ngerasain. Dulu tuh orang yang jago pengetikan itu udah top banget tapi saat ini gimana? Udah banyak orang yang bisa ngetik dan perlahan pindah ke photoshop atau corel draw. Banyak yang belum punya skill itu dan skillnya juga dibutuhkan.

Trus gini, produk Nokia. Bisa banyangin gak sih nokia yang bener-bener besar itu mendadak bangkut dan tergantikan oleh Android dan iOS ? Wuh, dampaknya kerasa banget. Perubahan ini begitu cepat kalau tidak ikut ya bakal ditinggal.

Saya sendiri memandang adanya Disruptive Innovation ini seperti sebuah tantangan dan mempertanyakan skill apa yang kita miliki karena disamping ada profesi yang tergantikan ya muncul juga profesi yang baru ditengah menjamurnya startup. Profesi yang saya maksud seperti Admin Social Media, Data Scientist, Progammer, Digital Marketer, Influencer, Youtuber, Podcaster, Blogger (udah lama sih, aku termasuk gak ya? HAHA) ya pokoknya itu. Profesi ini menurut saya bisa jadi peluang supaya kita bisa bertahan.

Kalau menurut kamu gimana nih strateginya menghadapi Disruptive Innovation ini ?

Orang yang nggak punya pacar aku kok yang ribet kamu sihh ehehehe.

Emang ya “Jomblo kalo ngeliat orang pacaran itu enak, sedangkan orang pacaran ngeliat jomblo itu enak”. Ya begitulah, the power of “Sawang Sinawang” tapi apapun pilihan kita ya pasti ada konsekuensinya.

Misal kalau kamu punya pacar ya konsekuensinya mesti ngabarin pacar kamu, pap tiap hari, pagi sing sore malam on time, ala-ala bucin dan jika beruntung mesti ngerjain tugas pacarmu HAHAHA. Becanda aku ya, tapi beneran ya gapapa XD.

Sebaliknya, jika memilih jomblo ya siap-siap aja buat kena bullyan karena kejombloan, kemana-mana sendiri, liburan bingung sama siapa dan jiwa kejombloanmu akan meronta saat ngeliat orang pacaran wkwk. Nah, ini berdasarkan hasil observasi eitdah dari lingkungan sekeliling XD.

Aku sebagai individu yang memilih jomblo nih sebelumnya sudah tak pahami dulu konsekuensinya apaan, termasuk yang udah aku bilang diawal itu ya ahaha. Selebihnya masih banyak lagi kok konsekuensinya. Belajar soal pacar dan jomblo ya nggak harus kita ngalami hal ini karena kita juga bisa belajar dari siapa aja, teman atau sahabat lewat cerita mereka.

Btw, aku kadang ngerasa gemes aja sama orang-orang yang ngebully jomblo atau malah ngejudge kenapa someone memilih buat sendiri. Menurut aku nih ya apapun pilihan mereka itu sah-sah aja selama nggak merugikan orang lain. Bisa aja apa yang mereka pilih itu karena ada alasannya. Ya kita mesti ngorek dululah jangan asal ngejedge.

Balik ke jomblo atau pacaran nih. Entah cuman aku yang ngerasa atau kalian juga tapi stigma jomblo itu selalu dimaknai dengan penderitaan, kesepian, kasihan dan kesuwungan ya itu yang aku lihat tapi realitanya nggak gitu kok. Banyak orang yang jomblo justru malah makin produktif, gak drama dan gak gampang stress XD. Tapi mau orang bicara apa yang its okaylah, itu pendapat dia dan kita punya pendapat sendiri. Ye kan? Hehe.

Kalau pacaran?

Gak mau ngomong banyak sih tapi pandangan aku soal pacaran itu gak jauh beda sama organisasi. Punya visi-misi dan tujuan yang sama cie’elah HAHA. Cerita bentar nih, jadi aku punya temen yang keknya udah pernah aku tulis di blog ini. Temen aku ini punya pacar dan mereka berdua ngebangun bisnis bareng. Punya hobi sama dan sefrekuensi. Nah kan? Keren nggak tuh? So, mereka punya something yang ngebuat pribadi mereka berkembang dan maju bersama. Cie.

Oke, kesimpulan pada tulisan kali ini adalah mau jomblo dan mau pacaran itu ya its okay terserah kamu. Semua pilihan itu ada konsekuensinya. Gak usah denger apa kata orang karena mau ngelakuin apapun orang akan selalu berkomentar. Hehe!

“Duh, kok jelek sih”

“Hapus aja ah”

Jiahhh, begitulah insecure-nya saya. Baru-baru ini kata insecure emang lagi booming dan sering banget diuapin sama anak-anak muda alias millenial.

Insecure sendiri merupakan kondisi dimana kita merasa tidak aman atau tidak nyaman. Biasanya kondisi ini terjadi waktu kita malu, rendah diri, ngerasa gak mampu dan akhirnya gak percaya diri. Yash, itu insecure.

Balik ke insecure versi saya. Saya nih juga insecure. Insecure-nya pas lagi nulis kayak gini nih kadang suka gak pede dan ngerasa aja kalau tulisan saya jelek dan gak berbobot. Saya juga kadang insecure waktu menulis di media sosial seperti instagram atau facebook. Khawatir aja kalau tulisan saja jelek, gak menarik atau apalah. Kadang malah saya hapus kembali. Dohh, segitu insecure-nya saya nih genk.

Trus gimana cara mengatasinya?

Well, saya punya cara sendiri buat mengatasi insecure ini. Pertama saya sadar kalau saya insecure. Yash, ini hal pertama ya menyadari kalau kita lagi insecure. Kedua, saya coba untuk fokus dengan diri saya sendiri. Saya tidak membandingkan diri saya dengan orang lain. Tapi ini juga agak susah kalau buat saya. Sejak dulu saya selalu menanamkan buat jadi teh best and number one. Nah, hal ini nih yang kadang bikin saya keras sama diri sendiri dan nuntut lebih. Kalau saya gagal, ya ini pengendaliannya saya mesti kuat. Ini bukan salah saya dan ini bagian dari proses. Eh, ini juga masuk ke insecure loh.

Ketiga, tidak perlu membandingkan diri sendiri dengan orang lain ini menurut saya penting karena memang setiap orang punya kelebihan dan kelemahan masing-masing. Mungkin kamu pernah merasakan hal ini. Temen kamu juara atau berprestasi trus kamu jadi insecure. Kok aku gak bisa seperti dia, kok aku gini banget, apa yang bisa dibanggain dari aku dan lain-lain. Apa saya pernah begitu? Yash, saya pernah. Lagi dan lagi, saya coba buat ngesetting pikiran saya kalau setiap orang punya kelebihan dan kelemahan. Kuncinya kita mesti tahu apa kelebihan dan kelemahan kita.

Berikutnya, saya lebih aware sama diri sendiri dan terus belajar untuk menuangkan apa opini atau pendapat saya lewat tulisan, baik di blog atau di sosial media. So, begitulah insecure versi saya dan cara saya mengatasinya. Kalau kamu gimana nih ?

Halo guys, perkenalkan nama saya Latifa, mahasiswi Jurusan Tadris IPA IAIN Ponorogo angkatan 2017. Tadris IPA ini sama dengan Pendidikan IPA atau Sains jika berada di Perguruan Tinggi. Btw, buat kamu yang pengen tahu mengenai jurusan ini simak tulisan saya berikut ini ya :)

Apa yang dipelajari di Tadris IPA ?

Seperti yang kita ketahui bahwa IPA adalah kepanjangan dari Ilmu Pengetahuan Alam dan jurusan Tadris IPA ini merupakan salah satu jurusan di IAIN Ponorogo yang masuk dalam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Hal yang dipelajari di jurusan ini meliputi IPA Terpadu jadi Fisika, Kimia dan Biologi dipelajari semua guys. Akan tetapi saat semester 6 nanti kita akan diminta untuk memilih konsentrasi (salah satu dari Fisika, Kimia atau Biologi).

Di jurusan ini kita juga akan belajar mengenai materi kependidikan seperti mata kuliah Ilmu Pendidikan, Strategi Belajar Mengajar, Teknologi Pendidikan, Model Penilaian Kelas dan masih banyak lagi. Oiya, karena kampus IAIN termasuk Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKIN) jadi di semester awal ada mata kuliah keagamaan seperti Bahasa Arab, Studi Alquran, Studi Hadis, dll.

Adakah stereotip di jurusan ini?

Karena identik dengan IPA maka banyak yang menyimpulkan kalau mahasiswa yang masuk jurusan ini pasti dulunya juga jurusan IPA tapi kenyataannya tidak begitu. Baik dari SMA, MA atau SMK dengan jurusan apapun bisa daftar dan masuk di jurusan ini. Teman saya ada, dulunya SMK dan sekarang satu jurusan dengan saya.

Tugasnya seperti apa?

Tugas perkuliahan hampir mirip dengan jurusan lain seperti membuat makalah, presentasi, observasi ke sekolah atau industri, membuat artikel atau produk makanan, praktikum dan pastinya membuat laporan praktikum. Untuk membuat laporan praktikum tulis tangan dan ditulis rapi. Nah, tugas yang paling saya sukai saat mata kuliah Sains, Lingkungan dan Teknologi dan Bioteknologi. Pada dua mata kuliah ini kita nanti akan diminta untuk membuat produk. Produk yang kita buat kemudian dipamerkan di kelas dan di makan bersama, hehe. Asik kan? XD

Siapa dosen favorit saya?

Dosen favorit ada banyak tapi dosen IPA yang paling terfavorit adalah ibu Rahmi Faradisya Ekapti. Beliau adalah salah satu dosen IPA yang sangat menginspirasi saya. Selain menggunakan pembelajaran dengan teknologi terkini, beliau juga sering memberikan motivasi saat perkuliahan.

Apa mata kuliah paling berkesan?

Sejauh ini mata kuliah yang paling berkesan adalah Sains, Lingkungan dan Teknologi dan Bioteknologi. Kedua mata kuliah ini tugasnya membuat suatu produk dan saat itu kami satu kelas membuat produk inovasi makanan.

Apa saja peminatan di jurusan ini?

Peminatan di jurusan ini ada tiga yaitu Fisika, Biologi dan Kimia. Pemilihan peminatan ini saat kita semester 6. Jadi, sebaiknya kita sudah mempersiapkan diri untuk konsentrasi apa yang akan kita pilih ketika di semester awal.

Tips-tips untuk mahasiswa baru

Jurusan Tadris IPA ini berorientasi pada kependidikan dan IPA terpadu sehingga awal semester akan mendapatkan mata kuliah IPA dasar dan kependidikan. Disamping mempelajari materi, kita juga harus berlatih untuk berkomunikasi dengan orang lain karena di semester 5 nanti ada Magang 1 dan semester 7 ada magang 2. Kedua magang ini Magang 1 ini berupa observasi di sekolah SMP/MTs, sedangkan di semester 7 akan ada Magang 2 yaitu mengajar peserta didik di SMP/MTs. Oleh sebab itu, kita harus benar-benar mempelajari dan memahami materi perkuliahan.

Apakah ada organisasi mahasiswa yang bisa diikuti?

Oh, tentu ada. Jurusan Tadris IPA sendiri memiliki organisasi mahasiswa yang bernama HMJ IPA. HMJ itu kepanjangan dari Himpunan Mahasiswa Jurusan. Disini kita bisa berkontribusi dan aktualisasi diri sebagai mahasiswa IPA. Selain itu, kita juga bisa ikut UKM atau DEMA tau SEMA. Organisasi mahasiswa ini biasanya mengadakan berbagai macam event, program dan acara yang bisa mengasah softskill dan hardskill kita.

Prospek kerja dimana?

Prospek kerja tentunya menjadi seorang guru di SMP/MTs dan jika berlanjut ke S2 bisa menjadi dosen IPA.

Tulisan ini juga telah tayang di https://intipkuliah.com/tadris-ipa-iain-ponorogo-latifa/

“Kemarin juga ada yang kesini tapi saya tolak karena melibatkan orang banyak”

Begitulah pernyataan Pak Kepala Desa setelah saya mengajukan usulan program kerja saya. Ternyata sebelum saya ada mahasiswa KPM juga namun prokernya di tolak karena ada yang melibatkan massa padahal saat ini masih pandemi.

Saya sendiri baru kemarin pergi ke Balai Desa setelah 2 hari menyiapkan beberapa berkas yang saya butuhkan untuk menjelaskan program kerja saya. Alhamdulillahnya program kerja saya di acc dan siap buat action.

Btw, berkas yang saya siapkan ada 3 yaitu Usulan Program (seperti mini proposal), CV, dan Buku Pedoman KPM. Nah, 3 berkas ini yang saya bawa tapi sebelum itu ada hal lain yang juga saya persiapkan yaitu sebagai berikut.

Membuat Program KPM

Pertama adalah membuat program KPM. Program ini harus kita buat terlebih dahulu. Jangan sampai sudah ke pihak desa tapi kita lupa dengan program kita apa saja. Dengan demikian, kita harus tahu program dan apa saja yang akan kita lakukan selama KPM.

Mengkonsultasikan ke DPL

Setelah kita membuat program kerja. Selanjutnya adalah mengkonsultasikan program tersebut ke DPL (Dosen Pembimbing Lapangan). Eits, trus gimana jika tidak ada DPL?

Jika tidak ada DPL kita bisa inisiatif menghubungi salah satu dosen yang dekat dengan kita atau minimal DPA (Dosen Pembimbing Akademik) untuk membimbing kita dalam menentukan program yang tepat. Jadi, inisiatif untuk menghubungi duluan dong ya XD

Membuat Usulan Program

Setelah itu kita bisa membuat usulan program dengan format (sesuai kebutuhan) seperti mini proposal yang berisi cover, dasar pemikian, tujuan manfaat, sasaran kegiatan, program kerja dan penutup. Btw, dari kampus biasanya tidak meminta buat beginian tapi ini inisiatif aja supaya kita punya pedoman dan bukti mengenai program apa yang akan kita lakukan.

Membuat Lampiran

Setelah membuat usulan program maka selanjutnya membuat lampiran. Lampiran ini saya tadi adalah CV dan Buku Pedoman KPM. Selain itu kita juga bisa melampirkan surat pengantar dari kampus. Karena program saya ada yang non lapangan jadi saya memerlukan surat izin kegiatan sehingga sekalian saya meminta persetujuan dari Kepala Desa. Hal ini dalam bentuk surat dengan tujuan untuk antisipasi jika saat saya di lapangan ada yang meminta surat izin.

Mengajukan Usulan Program ke Pihak Desa

Setelah berkas terkumpul maka selanjutnya kita gassss ke Kantor Desa. Jangan lupa memakai baju resmi seperti almamater, bersepatu dan dandan bos wkwkw. Datang, sampaikan maksud dan tujuan, perkuat programd dengan berkas dan fokus. Semangat.

Demikian beberapa tips yang bisa kita lakukan sebelum mengajukan program KPM ke pihak desa. Semoga bemanfaat, selamat mencoba.

Berikut ini format usulan proker dan surat izin yang saya gunakan.

Format Usulan Program

Format Surat Izin

“Programmu KPM apaan lo fa, aku kok bingung”, tanya kawan saya.

Haishhh, menurut saya bukan bingung tapi mungkin kita kurang menggali ide atau malah kelebihan ide jadi bingung pilih yang mana hehe.

Btw, kalau ada yang tanya begitu akan saya jawab secara umum karena saya sendiri belum melakukan program kerja saya jadi ya pamali kalau saya ucapkan, wkwk. Bukan apa-apa tapi biasanya kalau suatu keinginan diucapkan maka berpotensi untuk tidak dilakukan. Ini opini saya aja XD.

So, akan saya sampaikan sedikit cara saya membuat program kerja KPM-DR yakni sebagai berikut.

Baca Buku Panduan KPM-DR

Pertama adalah membaca buku panduan KPM-DR. Di dalam buku panduan biasanya sudah dijelaskan mengenai tema KPM. Misalnya tema KPM-DR perekonomian, pendidikan, kebudayaan atau lingkungan. Kita harus tahu tema-temanya apa saja sebelum menginjak ke sebuah program.

Survei Desa

Kedua adalah survei desa. Survei desa ini dilakukan untuk mengetahui letak desa dimana, ada apa saja, masyarakatnya seperti apa dan budayanya bagaimana. Survei ini bisa secara langsung atau tidak langsung. Misalnya hanya mengamati lingkungan, berkeliling atau mengamati aktivitas masyarakat.

Analisa Potensi dan Masalah

Ketiga adalah menganalisa potensi dan masalah di desa tersebut. Potensi ini meliputi keunggulan dari desa itu apa saja. Misalnya desa tersebut memiliki potensi pariwisata atau kuliner. Sedangkan masalah adalah hambatan atau hal apa yang kurang dari desa tersebut. Hal ini dapat dianalisis dengan model analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunites &Threats).

Menemukan Solusi

Setelah kita menganalisa maka selanjutnya kita menemukan solusi atau mengembangkan potensi di desa tersebut. Misalnya jika potensinya di pariwisata berarti kita bisa membuat Desa Wisata. Jika permasalahannya warga kurang mengetahui pencegahan Covid-19 maka kita bisa berupaya untuk memberikan edukasi atau media lain sebagai solusi.

Menulis Program Kerja

Langkah terkahir adalah menuliskan program kerja. Kita bisa menulis bebas apa saja yang kita pikirkan. Setelah itu kita bisa fokuskan program kita dengan tema yang terkait. Yeay, jadilah program kerja KPM-DR.

Nah, begitulah beberapa tips membuat program kerja KPM-DR. Tips ini berdasarkan pengalaman dan referensi lain. Semoga bermanfaat dan semangat KPM.

Source: LPPM IAIN Ponorogo

“KPM itu enak lho, bisa main kegiatan bareng, main bareng, masak bareng, makan bareng, wah pokoknya bakal banyak kenangannya”, ucap kating saya.

Haishhh, saya masih ingat dimana saya tanya kemana-mana. Proyek KPM seperti apa, dramanya gimana, laporan individu atau kelompok dan suka dukanya apaan. Maksudnya ya biar saya sudah berlapang dada dan siap dengan kemungkinannya wkwk.

Eh, buat kamu yang belum tahu KPM akan saya jelasin dulu. Jadi, KPM itu kepanjangan dari Kuliah Pengabdian Masyarakat tapi biasa dikenal dengan KKN (Kuliah Kerja Nyata). Di kampus saya namanya KPM, bukan KKN (tapi maknanya sama kok).

Tahun 2020 ini KPM terasa beda dan bakalan beda dari KPM sebelumnya. Pasalnya saat ini masih pandemi covid-19 sehingga tidak memungkinkan jika KPM seperti biasa bakal dilakukan. Alhasil LPPM IAIN Ponorogo (Penyelenggara KPM) mengumumkan bahwa KPM tahun ini namanya KPM-DR alias KPM Dari Rumah. Nah lo, penasaran gak sih ? Hehe.

Ok kalau pengen tahu jadi KPM-DR IAIN Ponorogo ini resmi dilaksanakan dalam rentang waktu bulan Juni-Agustus 2020 dengan minimal 40 hari melakukan kegiatan KPM-DR. Kegiatannya seperti apa? Kegiatannya meliputi berbagai aspek dalam bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi, masyarakat dan keagamaan. Nah, dari berbagai aspek tersebut para mahasiswa diminta memilih salah satu untuk ditulis dalam sebuah laporan.

Perwujudan kegiatannya its very fleksible mengingat saat ini lagi pandemi. So, KPM-DR bisa dilakuin di rumah, di kos atau di pondok. Tapi namanya tetep KPM-DR bukan KPM-DK tau KPM-DP wkwk (hih receh).

Btw, saya sendiri membagi realisasi programnya menjadi 2 kategori yaitu lapangan dan non lapangan.

Pertama, program lapangan. Program ini bagi mahasiswa yang bisa melakukan pengabdian secara langsung kepada masyarakat seperti pembagian masker, pendampingan label produk, pemasaran produk langsung, mengajar anak-anak, menunggu posko covid-19, membantu mengajar ngaji, dll. Intinya kegiatan mahasiswa berinteraksi langsung dengan masyarakat. Tapi perlu diingat harus melakukan kegiatan dengan tetap memerhatikan protokol kesehatan.

Kedua, program non lapangan. Program ini bagi mahasiswa yang memang tidak memungkinkan untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat. Dengan demikian realisasi programnya bisa melalui hal lain seperti pembuatan poster pencegahan covid-19, pamflet, artikel, atau tulisan yang tentunya mengedukasi dan memberikan manfaat bagi masyarakat.

Begitulah gambaran dari KPM-DR IAIN Ponorogo, hehe. Nggak lagi penasaran kan?

Dimana pun dan kapanpun kita bisa berkontribusi. Meskipun ditengah pandemi seperti ini. Finally, semangat dan sukses untuk teman-teman (terutama yang lagi KPM-DR). Semoga KPM-DR IAIN Ponorogo ini lancar. Aamiin.

GOALS

Pengalaman Beli Kacamata di Optik Ponorogo

Pengalaman Menulis di Intipkuliah.com

Sosial Media Faedahnya Apa?

Disruptive Innovation

Inilah Bedanya Social Distancing dan Physical Distancing

Jomblo vs Pacaran

Insecure

Review Tadris IPA IAIN Ponorogo