Sudah
dapat dipastikan kalau minggu-minggu ini memang minggu terakhir pengumpulan
laporan KPM-DR.
KPM DR?
Apaan sih fa?
KPM DR itu
kepanjangan dari Kuliah Pengabdian Masyarakat dari Rumah. Biasanya dikenal
dengan nama KKN alias Kuliah Kerja Nyata itu loh. Beda nama aja.
Nah, trus
gimana cerita KPM DR saya?
Oke, tak
ceritain disini.
KPM-DR
saya lakukan tepat awal Juni 2020 dengan rencana awal 40 hari tapi fakta di
lapangan berhari-hari wkwk.
Its okay
dan gapapa juga, wong ya di desa saya sendiri kok, hehe.
KPM DR
ngapain aja fa?
Hampir 80%
KPM-DR saya lakukan di rumah karena program kerja utama saya optimalisasi
Website dan Sosial Media Desa.
Yaaa, saya
memilih program kerja ini karena saya awalya nyari akun official desa sekaligus
website dan saya menemukan kalau kedua platform tersebut belum dikelola dengan
baik alhasil saya coba kontribusi disitu.
Minggu
pertama saya masih fokus di perijinan, buat usulan program kerja (mini
proposal) sekaligus sowan ke kantor desa. Sampai di lokasi ijin ke kepala desa
trus balik ke rumah tapi sebelumnya saya sudah menjelaskan program kerja saya.
Yeay,
tertanda-tangani.
Program
kerja saya siap dieksekusi.
Lohhhh,
apa sendirian KPM-nya?
Dibilang
sendiri IYA dan dibilang kelompok ya IYA.
Di desa
saya sendiri sedangkan ada juga kelompok di tingkat Kecamatan. Namun program
kerja hanya bagi-bagi masker, selain itu dilakukan individu.
Balik ke
minggu pertama KPM-DR di minggu-minggu itu saya masih proses perijinan dan
merancang konten.
Loh kok
konten?
Iya konten
untuk mengisi website mupun sosial media.
Memang
sedikit kewalahan karena saya sendirian. Kalau ada tim mungkin akan maksimal.
Ada yang riset konteb, buat konten, nulis konten, posting konten dan ngeshare
konten. Tapi saya sendirian XD
Nggak
setiap hari juga saya mesti membuat konten karena saya punya program kerja yang
lain seperti donasi buku, les privat dan menulis artikel.
Melihat
desa punya website dan akun sosial media rasanya ini merupakan platform yang
tepat apalagi untuk memajukan desa.
Misalkan,
bisa mempublikasikan kegiatan desa, transparansi keuangan desa, prosedur
administrasi di desa dan layanan pengaduan ke desa. Wah, banyak juga ya.
Awal mula
saya tertarik ke untuk ke bagian website dan sosial media karena banyaknya
informasi yang kadang belum tersampaikan ke masyarakat. Tentunya hal ini
melibatkan beberapa faktor seperti kurangnya media, SDM dan publikasi.
Saya ambil
contoh mengenai Bantuan Listrik Gratis. Banyak masyarakat desa saya tidak tahu
mengenai hal ini, untuk listrik konvesional (bukan token) memang otomatis tidak
membayar gitu aja tapi untuk pulsa kan mesti beli tokennya. Jadi kalau tidak
tahu atau tidak ambil token gratis ya bakalan terbuang gitu aja.
Salah
satunya tetangga saya yang agak sediki terlambat mengetahui hal ini dan
ternyata tetangga saya ini dapat bantuan. Jadi bisa ambil token gratis melalui
website pln. Biasanya tetangga saya minta tolong saya, ada 2 orang yang biasanya
ke rumah saya, minta bantuin cek token.
Ini hanya
sebagian kecil dari RT saya sendiri. Nah, kalau di RT lain atau bahkan dusun
lain bagaimana? Apa mereka tahu?
Yah, saya
belum bisa memastikan hal ini. Saya hanya membantu semampu saya. Mulai dari
sekeliling saya.
Rasanya KPM
tidak berhenti disini. Banyak yang belum selesai.
Oh iya,
saya juga melakukan pengisioner tanggapan masyarakat Desa Krowe mengenai
Website dan Sosial Media Desa. Nantinya akan saya bahas kembali.
Sampai
ketemu di tulisan selanjutnya...
Website
Desa Krowe : https://krowe.magetan.go.id/portal
Sosial
Media Desa Krowe : IG @desa_krowe
& FB Krowe Makmur
0 komentar:
Post a Comment