Beberapa
hari yang lalu ada mahasiswa baru yang bertanya ke saya soal organisasi di kampus.
Lantas seperti sebelum-sebelumnya kalau saya menjawab kampus itu layaknya miniatur
negara.
Hal ini
kemudian saya sambungkan dengan adanya organisasi mahasiswa atau di kampus
saya disebut ORMAWA, ada yang bilang juga OMIK (Organisasi Internal Kampus).
Adapun organisasi mahasiswa sendiri tidak hanya internal namun juga eksternal
atau disebut dengan OMEK. Hal inilah yang menjadi awal pandangan mahasiswa
mengenai politik kampus.
OMIK dalam
kampus saya terdiri dari beberapa tingkat seperti tingkat jurusan, fakultas
hingga institut. Hal ini berkonsep hierarki layaknya struktur negara mulai
Kepala Desa sampai Presiden. Bagian tertinggi dipimpin oleh Ketua DEMA Institut
(atau Presiden Mahasiswa) dalam organisasi DEMA Institut dengan partnernya yakni
SEMA Institut. Tingkat fakulta terdapat DEMA Fakultas dengan SEMA Fakultas
dibawah kendali Ketua Dema F dan juga SEMA F. Berbeda tingkatan saja sedangkan
paling bawah ada HMJ atau Himpunan Mahasiswa Jurusan.
Layaknya
di sebuah negara. Ada lembaga legislatif dan eksekutif. Legislatif ini seperti
SEMA, sedangkan eksekutif seperti DEMA dan HMJ. Banyak mahasiswa yang
berbondong-bondong mendaftar anggota ormawa tersebut karena ingin belajar
organisasi dan mengembangkan diri. (Meskipun banyak juga yang hanya
ikut-ikutan, hehe)
Para
pemimpin ORMAWA ini sebelumnya dipilih dengan penyelenggara pemilu pada pesta
demokrasi atau disebut Pemilwa (Pemilihan Mahasiswa). Selain organisasi tersebut, ada juga yang
namanya UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) yang isinya memberikan wadah untuk
mengembangkan minat dan bakat teman-teman mahasiswa sesuai bidangnya. Mulai UKM
Pers, Pramuka, Mapala dan masih banyak lagi.
Saat
menjadi mahasiswa baru tentunya kita merasa bingung dengan banyaknya organisasi
yang ditawarkan apalagi minimnya informasi mengenai organisasi tersebut. Selain
itu, banyak juga mahasiswa yang sebelumnya tidak mengikuti organisasi sama
sekali. Di awal masuknya mahasiswa baru inilah banyak organisasi (OMEK) yang mulai membuka
pendaftaran anggota baru. Cara promosinya pun beragam, mulai melalui sosial
media, menyusup grup mahasiswa baru dan membuat sekretariat. Semua organisasi
punya cara sendiri.
Tidak
dapat dipungkiri lagi, ajang promosi seperti ini layaknya ajang promosi partai
politik atau bendera mana yang nantinya kita pilih. Mahasiswa baru sendiri
tentunya akan memilih organisasi yang paling ”wah” katakanlah memiliki prestasi
gemilang, alumni yang sukses dan legalitas organisasi.
Hal ini
pun tak jarang digunakan OMEK (Organisasi Ekstra Kampus) untuk ikut serta
mempromosikan organisasinya. Nah, disini nih perpolitikan kampus akan sangat
terasa apalagi adanya black campaign dimana-mana.
Saya
sendiri bergabung di HMJ pada tahun 2017. Sebelum itu masuk HMJ saya hanyalah
mahasiswa kupu-kupu (kuliah-pulang) tapi semua berubah ketika saya mengenai
semua ini. Terutama soal politik kampus, saya merasa orang-orang terbagi jadi 2
yakni blok netral dan blok partai. Blok netral berisi orang-orang yang tidak
ikut OMEK, sedangkan blok partai berisi orang-orang OMEK.
Pandangan
utama saya soal OMEK tentu saya saya tidak menyalahkan organisasinya, tetapi
orangnya. Apalagi dengan segala kepentingannya. Bersyukur sekali karena di
kepengurusan saya dipimpin oleh mahasiswa yang berasal dari blok netral. Hal
ini pun membuat saya dan teman2 yang blok netral juga berharap kalau
kepemimpinan selanjutnya juga dari blok netral. Tapi, ternyata tidak. Hehe.
Sebenarnya
harapan utama kami hanyalah satu yaitu tidak mengambil keuntungan atau
kepentingan dalam organisasi internal. Apalagi mencampuradukkannya. Saya pikir,
blok netral pada dasarnya adalah mahasiswa yang sebenarnya menjadi anggota yang
memang bertujuan untuk mengabdi pada jurusan, bukan soal kekuasaan. Lebih
tepatnya esensi berorganisasi. Kalau paling bawah begini tidak akan terasa.
Kalau tingkat yang lebih tinggi akan terlihat organisasi yang mendominasi.
Ternyata
banyak juga tulisan ini. Refleksi sekaligus pengalaman saya berkecimpung di
perpolitikan kampus. Saya yang sebelumnya kupu-kupu eh kok ya masuk ke
lingkungan begitu.
Terakhir,
sebenarnya mau ikut organisasi apapun itu sah-sah saja tapi jangan sampai
mencampuradukannya.
Sekian.
0 komentar:
Post a Comment